Pada Batas Penantian Episode 5

Sayup adzan subuh di keheningan pagi membawa ketenangan bagi yang mendengarkan. Suara yang mengalun merdu menusuk sampai ke sukma kalbu. Segera berwudhu dan sujud kepada pemilik hidup adalah cara terbaiknya menyambutnya. Mencari keberkahan hari dengan sebuah ritual yang menentramkan hati.


Setelah sholat subuh dan bertilawah beberapa lembar, Sarah kembali menekuri laptop yang sejak jam tiga pagi dilakukannya. Meskipun begitu pekerjaannya membalas beberapa email, menulis laporan dan lainnya masih banyak yang belum terselesaikan. Belum lagi jika sudah jam kantor nanti, pasti telpon selular juga ikut meramaikan pekerjaannya.

Dua hari cuti yang diambil untuk pulang kampung ternyata membuat pekerjaan menumpuh. Sarah juga sadar akan konsekuensinya itu. Tapi dengan bergelut pada pekerjaan yang menumpuk, pikirannya tentang Lukman bisa teralihkan.
“tok..tok..tok..Sarah” suara Fida mengetuk pintu di luar.
“Waalaikumsalam..” jawab Sarah sambil membuka pintu
“Hehe, aku lupa salam ya, Assalamualaikum” ucap Fida sambil tersenyum.
“Waalaikumsalam, sekali lagi ya” senyum Sarah disambut gerakan sahabatnya yang masuk ke kamarnya.
“Gimana Sar lamarannya?, siapa tu pangeran yang dapat putrid Sarah ini?, terus jadi kapan akadnya Sar? Fida memberondong Sarah dengan aneka pertanyaan.
“Stop. Yang benar itu belum ada lamaran, belum ada pangeran dan tak tahu kapan akad nikah” wajah Sarah yang sebal dan serius malah membuat Fida semakin suka menggoda Sarah. Sementara Sarah kesibukannya yang banyak harus terhenti karena kedatangan Fida dan membuatnya ingat kembali kepada Lukman.

Kenapa mesti ingat lagi dengan Lukman?. Tak dipungkiri Lukman memang lelaki yang baik. Kata Mira dari segi bibit, bebet dan bobot pun sudah jelas. Pun dari segi agama Lukman seorang sholeh yang turut meramaikan masjid. Tapi dari penampilan dan pemikiran Lukman sosok yang sangat biasa dan sederhana bagi Sarah. Idealismenya sebagai seorang yang selama ini aktif di organisasi dan komunitas tentu mendambakan minimal pasangan yang mendukung aktifitasnya. Meskipun tersirat Lukman tak keberatan dengan aktifitas Sarah, namun masih ada keganjangan dihatinya.

Sementara dalam istikhorohnya Sarah tak jua menemukan pemantapan hati.Menerima pinangan Lukman atau memutuskan untuk sendiri dalam bayang-bayang lelaki itu. Lelaki yang tiga tahun lalu meninggalkannya

No comments:

Powered by Blogger.