Penantian Yang Salah


“Bu, dimana bapak? tanya polos gadis kecil itu.
“Kerja Nak” jawaban ibu Nina sambil menyembunyikan butiran di sudut mata.
“Kapan pulang?” tanyanya lagi, tidak puas.
“Besok kalo kamu sudah besar” sambil  direngkuh Nina ke dalam pelukan ibunya, lama.

Ibu Nina harus selalu menjawab pertanyaan yang sama setiap Nina pulang sekolah. Nina anaknya satu-satunya menanyakan keberadaan bapaknya. Bukan tanpa alasan jika dia harus bertanya. Ejekan temannya dan rasa keingin-tahuan terus memaksanya. Tapi Nina tahu benar jika pertanyaan itu dilontarkan dari mulut kecilnya. Itu artinya dia akan melihat ibu yang disayanginya akan bersedih dan berduka
…..
Pertemuan dengan bapak Nina bukan tanpa sengaja. Filosofi Jawa yang mengatakan bahwa Witing Tresno Jalaran Soko kulino benar adanya. Saat itu ibu dan bapak Nina yang sama- sama jadi buruh sortir ikan di wilayah pantura mengharuskan mereka sering bertemu. Dan karena persamaan nasib sebagai perantauan dan kerja yang sama mereka pun memutuskan membina rumah tangga.
Bukan tanpa badai suatu biduk rumah tangga dalam mengarungi samudera kehidupan. Cobaan hidup pas-pasan hanya ujian kecil saja. Baru ketika bapak Nina tergoda untuk memperoleh banyak uang disitulah ujian itu benar- benar nyata. Bapak Nina akhirnya menjadi sopir truk antar kota dengan alasan demi keluarga..
Benar awalnya keluarga itu bahagia dengan keadaan ekonomi yang semakin membaik. Terlebih dengan keadaan ibu Nina yang kala itu mengandung Nina semakin lengkap kebahagiannya. Tapi semakin hari bapak Nina jarang pulang. Dan puncaknya ketika Nina lahir pun bapaknya tak pernah melihat wajah cantik anaknya. Ada yang bilang sering ketemu bapak Nina telah menikah dengan pemilik warung di jalanan pantura. Ada yang bilang bapak Nina telah pulang kembali dengan ke kampung halamannya dengan keluarga barunya. Tapi ibu Nina tetap bertahan dalam penantian.
Penantian sejatinya adalah bentuk setia atau kebodohan?, entahlah. Yang jelas dalam puluhan purnama yang terlalui ada sakit yang menghantui. Tapi ibu Nina tetap kubur dalam seperti kesalahannya yang juga merebut bapak Nina dari istri sebelumnya.

No comments:

Powered by Blogger.