Pada Batas Penantian Episode 7


Ada yang mengatakan, mengharapkan sesuatu yang tak mungkin bagaikan pungguk merindukan bulan. Namun bagi orang yang optimis, segalanya bisa mungkin dengan usaha dan tentunya doa. Jika toh pada akhirnya tak seperti yang diharapkan, akan ada kepuasan setidaknya tak mati percuma sebelum berusaha.


Bagi Lukman, Sarah adalah gadis yang istimewa. Jika cantik yang jadi ukuran, masih banyak wanita cantik yang dikenalkan kepada Lukman sebelum ia memberanikan diri meminang Sarah. Karena cantik adalah sesuatu yang relative. Namun tak demikian dengan perilaku serta kebaikan seseorang jika agama dijadikan patokan. Akan ada ukuran pasti suatu perilaku atau tindakan dikatakan baik dan buruk karena sudah jelas batasannya seperti putih dan hitam, bukan lagi abu-abu.

“Ibu adalah madrasah utama bagi seorang anak, maka carilah istri yang bisa menjadi sekolah terbaik bagi anak-anakmu kelak” Nasehat seorang ustadz pada kajian ahad pagi yang diikuti oleh Lukman.

Meskipun kala itu Lukman masih belum memikirkan berumah tangga tapi keinginan yang kuat untuk membenduk keluarga sebagai pondasi utama pendidikan sangat kuat. Lukman memang tak melanjutkan kuliah setelah lulus SMA, namun bukan berarti dia berhenti belajar. Selain melalui banyak buku, mengikuti pengajian bahkan berbagai kursus di sela-sela membantu orang tua menjadikan Lukman lelaki yang memiliki wawasan yang luas.

Dalam setiap sujud panjangnya Lukman juga meminta untuk diberi istri yang sholehah. Dan setiap saat keyakinannya untuk meminang Sarah pun semakin kuat.
“Bagaimana kabar Sarah Ham?” tanya Lukman di sela telponnya dengan Ilham, kakak Sarah
“Sebentar lagi di lulus kuliah” jawab Ilham
“Alhamdulillah..”sambung Lukman menggantung.
“Hanya itu?” sejenak mereka berdua terdiam. Ilham yang menunggu dan Lukman yang ragu-ragu.
“Kalau diijinkan saya ingin mewujudkan keinginanku untuk menjadi adik iparmu, Ham” kali ini meski ragu Lukman memberanikan diri mengungkapkan niatnya kepada Ilham.
“Alhamdulillah, laksanakan kawan. Aku sudah menunggu, dengan seijin-Nya kau jadi adik iparku” mereka berdua pun tertawa bersama, lega.

Percakapan dengan Lukman seperti lampu hijau yang semakin mempermudah langkah Lukman untuk meminang Sarah. Apalagi keluarga Sarah pun sudah dekat dengan keluarga Lukman. Sekarang tinggal menunggu Sarah untuk memutuskan cerita selanjudnya.

1 comment:

Powered by Blogger.