Pada Batas Penantian Episode 10


Jalanan kota siang itu merambat padat. Hujan yang mengguyur sejak pagi cukup membuat beberapa ruas jalan tergenang air. Udara dingin yang dibawa hujan cukup menusuk kulit. Butiran hujan membuat kaca jendela bis remang-remang tak jelas. Tentu keadaan itu membuat Sarah tak leluasa melihat keluar.

“Fida aku bingung harus bagaimana” kata Sarah kepada Fida
“Kalau kamu bingung berarti kamu masih menyimpan rasa itu Sarah” Fida menjawab sambil memperhatikan sahabatnya
“Entahlah” jawab Sarah singkat
“Aku hanya kuatir kalau kamu datang bertemu Yandi, kamu akan goyah untuk menikah dengan Lukman” Fida menjelaskan.

Sarah tak menjawab penjelasan Fida. Namun pada akhirnya Sarah menuruti kata hatinya untuk bertemu dengan Yandi di bandara. Seperti sekarang Sarah berada di bis kota menuju bandara.
Pikiran Sarah kembali pada sosok Yandi. Seperti fragmen film yang memutar kembali lagi awal pertemuan dengan lelaki yang dikaguminya itu, dulu. Tiga tahun lalu.

Entah suatu kebetulan atau sebuah takdir, Sarah dan Yandi beberapa kali bertemu di parkiran masjid tempat mereka mengikuti ahad pagi. Tapi tak ada bicara apalagi menyapa. Mereka segera mengalihkan pandangan ketika tanpa sengaja mata mereka bertemu. Tapi tak demikian ketika tanpa sengaja bertemu di toko buku langganan mereka. Ketika ingin pulang motor Sarah mogok tak bisa dinyalakan. Yandi yang kebetulan ingin melihat Sarah menawarkan bantuan untuk membawa motor Sarah ke bengkel yang terdekat. Namun karena hari sudah sore bengkel pun sudah tutup. Yandi pun meminta Sarah membawa ke kosan motornya, sementara motor Sarah dibawa Yandi ke kosnya yang dekat dengan toko buku.

Sejak kejadian itu Yandi dan Sarah bisa dibilang dekat. Namun mereka tahu sama- sama tak ingin membina hubungan bernama pacaran. Telpon pun sekedarnya jika benar-benar perlu. Namun mereka berdua sama- sama tahu kalau sebenarnya benih ketertarikan atau cinta mulai tumbuh diantara mereka.
“Sarah bagaimana kalau kita menikah?” tanya Yandi ketika menelpon Sarah
“Tapi saya masih kuliah” jawab Sarah
“Kamu tetap bisa melanjutkan sambil berumah tangga” jawab Yandi

Saat itu Sarah memutuskan untuk mengungkapkan niatnya kepada kepada ibunya. Bagaimanapun hatinya ingin menyempurnakan separuh dien dengan Yandi

No comments:

Powered by Blogger.